Kebangkitan Gerakan Buruh: Refleksi Era Reformasi, Jafar Suryomenggolo
Judul buku: Kebangkitan Gerakan Buruh: Refleksi Era Reformasi
Editor: Jafar Suryomenggolo
Penulis: Abu Mufakhir, Bambang Tribuan Dahana, Benny Hari Juliawan, Herlambang Perdana Wiratraman, Rita Olivia Tambunan, Sarinah, Surya Tjandra, Syarif Arifin
Penerbit: Marjin Kiri, 2014
Tebal: x + 214
Harga: Rp35.000,-
Reformasi 1998 telah mengubah struktur sosial-politik hubungan antara negara dan gerakan buruh, yang membuat gerakan buruh relatif lebih bebas berorganisasi dan berserikat. Namun di sisi lain, reformasi 1998 juga membawa perubahan struktur ekonomi-politik lewat kebijakan-kebijakan neoliberal yang diletakkan sebagai fondasi baru negara dalam pasar global. Dalam situasi demikian, reformasi 1998 memaksa gerakan buruh untuk meredefinisi tugas, kerja dan tantangan yang dihadapinya sebagai bentuk kontekstualisasi organisasi bagi anggota dan masyarakat umumnya.
Walau gerakan buruh bukanlah motor utama reformasi 1998, tak dapat dipungkiri bahwa gerakan buruh pasca reformasi 1998 membawa berbagai perubahan penting bagi iklim demokratisasi di Indonesia. Yang pasti, serikat buruh menjadi salah satu organisasi massa yang murni tumbuh dari dalam masyarakat pasca 1998. Selain itu juga, sebagai organisasi sosial, serikat buru telah dengan kritis dan aktif mempertanyakan (bahkan menentang) kebijakan-kebijakan neoliberal yang merugikan masyarakat. Gerakan buruh tidak hanya bertumpu pada masalah-masalah di tingkat pabrik saja, tapi juga telah memberikan sumbangan penting kepada masyarakat umum seperti yang kita bisa lihat dalam aksi mendorong Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Fakta-fakta tersebut mengantar para penulis buku ini untuk menggali secara lebih mendalam peran gerakan buruh di alam kebebasan berserikat. Apa yang seharusnya menjadi prioritas gerakan? Adakah strategi dan metode baru berorganisasi bagi gerakan buruh? Bagaimana kerja gerakan buruh mampu menciptakan gaung sosial bagi masyarakat umum? Pertanyaan-pertanyaan demikian penting sebagai bahan refleksi guna mencoba menawarkan sintesa dalam arah perkembangan baru gerakan buruh Indonesia.
Isi Buku:
1. Sistem jaminan sosial nasional: langkah besar gerakan buruh meraih kesejahteraan dan keadilan sosial.
2. Menantang kaum elite: peluang partisipasi buruh dalam Pemilu.
3. Reformasi hukum perburuhan: antara pemuliah ekonomi dan penjinakan gerakan buruh.
4. Grebek pabrik: catatan tentang gerakan buruh di Bekasi
5. Kesadaran kelas dan transformasi ruang kota: strategi serikat buruh di Tangerang dan Pekalongan.
6. Gerakan buruh dalam cengkeraman sistem kerja kontrak: catatan awal mengenai kondisi perburuhan di Sulawesi Tengah.
7. Pendidikan bagi buruh: menuju kesadaran kelas.
Editor: Jafar Suryomenggolo
Penulis: Abu Mufakhir, Bambang Tribuan Dahana, Benny Hari Juliawan, Herlambang Perdana Wiratraman, Rita Olivia Tambunan, Sarinah, Surya Tjandra, Syarif Arifin
Penerbit: Marjin Kiri, 2014
Tebal: x + 214
Harga: Rp35.000,-
Reformasi 1998 telah mengubah struktur sosial-politik hubungan antara negara dan gerakan buruh, yang membuat gerakan buruh relatif lebih bebas berorganisasi dan berserikat. Namun di sisi lain, reformasi 1998 juga membawa perubahan struktur ekonomi-politik lewat kebijakan-kebijakan neoliberal yang diletakkan sebagai fondasi baru negara dalam pasar global. Dalam situasi demikian, reformasi 1998 memaksa gerakan buruh untuk meredefinisi tugas, kerja dan tantangan yang dihadapinya sebagai bentuk kontekstualisasi organisasi bagi anggota dan masyarakat umumnya.
Walau gerakan buruh bukanlah motor utama reformasi 1998, tak dapat dipungkiri bahwa gerakan buruh pasca reformasi 1998 membawa berbagai perubahan penting bagi iklim demokratisasi di Indonesia. Yang pasti, serikat buruh menjadi salah satu organisasi massa yang murni tumbuh dari dalam masyarakat pasca 1998. Selain itu juga, sebagai organisasi sosial, serikat buru telah dengan kritis dan aktif mempertanyakan (bahkan menentang) kebijakan-kebijakan neoliberal yang merugikan masyarakat. Gerakan buruh tidak hanya bertumpu pada masalah-masalah di tingkat pabrik saja, tapi juga telah memberikan sumbangan penting kepada masyarakat umum seperti yang kita bisa lihat dalam aksi mendorong Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Fakta-fakta tersebut mengantar para penulis buku ini untuk menggali secara lebih mendalam peran gerakan buruh di alam kebebasan berserikat. Apa yang seharusnya menjadi prioritas gerakan? Adakah strategi dan metode baru berorganisasi bagi gerakan buruh? Bagaimana kerja gerakan buruh mampu menciptakan gaung sosial bagi masyarakat umum? Pertanyaan-pertanyaan demikian penting sebagai bahan refleksi guna mencoba menawarkan sintesa dalam arah perkembangan baru gerakan buruh Indonesia.
Isi Buku:
1. Sistem jaminan sosial nasional: langkah besar gerakan buruh meraih kesejahteraan dan keadilan sosial.
2. Menantang kaum elite: peluang partisipasi buruh dalam Pemilu.
3. Reformasi hukum perburuhan: antara pemuliah ekonomi dan penjinakan gerakan buruh.
4. Grebek pabrik: catatan tentang gerakan buruh di Bekasi
5. Kesadaran kelas dan transformasi ruang kota: strategi serikat buruh di Tangerang dan Pekalongan.
6. Gerakan buruh dalam cengkeraman sistem kerja kontrak: catatan awal mengenai kondisi perburuhan di Sulawesi Tengah.
7. Pendidikan bagi buruh: menuju kesadaran kelas.
Komentar
Posting Komentar