Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan Jilid 1 Edisi Revisi, J. Fred Weston & Thomas E. Copeland

Judul: Manajemen Keuangan Edisi Kesembilan Jilid 1 Edisi Revisi
Penulis: J. Fred Weston & Thomas E. Copeland
Penerjemah: Drs. A. jaka Wasana MSM & Ir. Kibrandoko MSM
Tebal: 666 hlm

Daftar Isi
Bagian Pertama
Konsep Dasar Manajemen Keuangan
Bab 1 Sifat Dasar Manajemen Keuangan
Bab 2 Laporan Keuangan dan Arus Kas
Bab 3 Keputusan-keputusan Lintas Waktu
Bagian Dua Lingkungan Bagi Keputusan Keuangan
Bab 4 Pasar Keuangan dan Efisiensi Pasar
Bab 5 Perpajakan di Indonesia dan Pengaruhnya Terhadap Manajemen Keuangan
Bab 6 Suku Bunga dan Lingkungan Keuangan Internasional
Bagian Tiga Perencanaan Keuangan Dasar dan Investasi
Bab 7 Analisis Keuangan
Bab 8 Perencanaan dan Pengendalian Keuangan
Bab 9 Penganggaran Modal dalam Kepastian
Bagian Empat Pengambilan Keputusan dalam Ketidakpastian
Bab 10 Risiko dan Hasil Pengembalian
Bab 11 Risiko dan Hasil Pengembalian dalam Ekuilibrium
Bab 12 Opsi pada Aktiva Berisiko
Bab 13 Penganggaran Modal dalam Ketidakpastian

Preview Buku
Sifat dasar perusahaan
“Teori kontraktual” mengenai sifat dasar perusahaan sekarang makin luas digunakan. Teori itu memandang perusahaan sebagai suatu jaringan kontrak-kontrak, yang sebenarnya dan yang tersirat, yang menetapkan peranan berbagai partisipan atau pemegang risiko (pekerja, manajer, pemilik dan pemberi pinjaman) dan menentukan hak, kewajiban dan imbalan mereka dalam berbagai kondisi. Kebanyakan partisipan mengkontrak untuk imbalan yang tetap. Pemilik perusahaan memegang klaim tersisa atas laba. Meskipun kontak-kontrak menentukan hak dan tanggungjawab dari setiap golongan pemegang risiko perusahaan, konflik yang potensial terjadi karena para partisipan juga mempunyai tujuan pribadi.
Pada perusahaan modern, kepemilikan perusahaan biasanya sangat menyebar. Kegiatan operasi perusahaan sehari-hari dijalankan oleh para manajer, yang biasanya tidak mempunyai saham kepemilikan yang besar. Dalam teori, para manajer merupakan agen atau wakil dari pemilik, akan tetapi pada kenyataannya mereka mengendalikan perusahaan. Dengan demikian bias terjadi konflik kepentingan antara pemilik. Ini disebut “masalah keagenan”, yaitu divergensi kepentingan yang timbul antara kepala dengan agennya.
Jesen dan Meckling (1976) telah membahas banyak aspek dari masalah keagenan. Mereka menguraikan bagaimana masalah keagenan timbul jika seorang manajer memiliki saham yang lebih sedikit dibandingkan dengan total saham perusahaan. Kepemilikan sebagian ini dapat menyebabkan para manajer bekerja kurang bersemangat dan memerlukan lebih banyak imbalan lain (kantor dan perlengkapan yang mewah, kendaraan dinas) dibandingkan seandainya dia harus menanggung semua biaya untuk itu.
Untuk mengatasi masalah perbedaan kepentingan tersebut diperlukan tambahan pengeluaran pemantauan (biaya keagenan). Biaya keagenan mencangkup (1) sistem audit untuk membatasi perilaku manajemen semacam ini. (2) berbagai jenis perjanjian yang menyatakan bahwa para manajer tidak menyalahgunakan wewenangnya, dan (3) perubahan pada sistem organisasi untuk membatasi para manajer menjalankan praktik-praktik yang tidak dikehendaki.
Dewan komisaris, dalam teori, memantau para manajer atas nama para pemegang saham. Namun, sebagian orang berargumentasi bahwa luasnya penyebaran kepemilikan saham biasa dari kebanyakan perusahaan besar membuat para pemegang saham sulit untuk melaksanakan pengendalian mereka melalui dewan komisaris. Pemegang saham perorangan tidak memiliki andil yang cukup besar yang membenarkan mereka menghabiskan waktu dan uang untuk secara ketat memantau para manajer dan dewan komisaris. Ada juga argumentasi bahwa para manajer mengejar ukuran perusahaan yang lebih besar dan bukan maksimalisasi nilai karena percaya bahwa kompensasi manajemen dikaitkan dengan penjualan atau total aktiva.
Sementara ada beberapa dasar untuk pandangan pengendalian manajemen ini, ada juga rencana kompensasi bagi para manajer dalam bentuk bonus yang dikaitkan dengan laba usaha dan kesempatan untuk membeli saham perusahaan yang akan merupakan perangsang bagi para manajer untuk meningkatkan nilai saham perusahaan. Tambahan pula, mereka beranggapan bahwa pemegang saham pada kenyataannya dapat menggunakan kekuasaannya untuk mengganti manajemen perusahaan. Mereka menganggap bahwa pendekatan wortel dan tongkat (ungkapan cara memacu prestasi dengan menghukum atau memberi imbalan) tersebut dianggap cukup mengatasi masalah keagenan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ekonomi Moneter, Dr. Lestari Ambarini, SE,MM.

Analisis Laporan Keuangan, Kasmir, SE., M.M

Kartografi Dasar, Dewi Liesnoor Setyowati, Andi Irwan Benardi, Saptono Putro