Max Havelaar, Multatuli

buku max havelaar
Judul buku: Max Havelaar
Penulis: Multatuli
Penerbit: Narasi, 2014
Tebal: 396 hlm
Harga: Rp.75.000
Lokasi penjualan: TB. Gramedia

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


“ Nak, jika mereka memberitahumu bahwa aku adalah bajingan yang tidak memiliki keberanian melakukan keadilan…, bahwa banyak ibu yang meninggal karena kesalahanku…, ketika mereka berkata bahwa ayah melalaikan tugas yang telah mencuri berkah dalam kepalamu…, oj, Max, Max, beritahu mereka betapa menderitanya aku!”

Multatuli merupakan nama samara dari Eduard Douwess Dekker. Ia adalah anggota Dewan Pengawas Keuangan Pemerintah Belanda yang pertama kali ditempatkan di wilayah Batavia (Hindia-Belanda) pada 1840.

Tahun 1842, ia meminta agar dipindahkan ke Natal, Sumatera Utara, untuk bertugas sebagai Kontelir. Baru setelahnya, ia ditugaskan di Lebak, Baten.

Selama bertugas sebagai perpanjangan tangan kolonial Belanda, Eduard Douwes Dekker justru menolak tegas model pemerintahan Belanda. Ketidakadilan, perampasan, serta penjajahan merupakan titik awal dari kritik dan penolakannya. Seorang Eduard Douwess Dekker jauh lebih memalingkan perhatiannya kepada fenomena kelaparan, penderitaan serta ketertindasan yang dialami rakyat pribumi di Hindia-Belanda, terutama di wilayah yang pernah menjadi tempatnya bertugas.

Buku ini ditulis Multatuli di sebuah losmen yang disewanya di Belgia, pada musim dingin tahun 1859. Tulisannya merupakan kritik yang tajam yang telah “membuka” sebagian besar mata publik dunia, tentang betapa perihnya arti dari sebuah penindasan (kolonialisme). Dengan sebuah keyakinan yang termanifestasikan dalam ungkapan, “Ya, aku bakal dibaca”, Multatulis berjuang menghadirkan sebuah mahakarya sastra yang patut menjadi pelajaran bagi seluruh bangsa.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Laporan Keuangan, Kasmir, SE., M.M

Pengantar Sejarah Sastra Indonesia, Yudiono KS

Ekonomi Moneter, Dr. Lestari Ambarini, SE,MM.