Pendidikan Kaum Tertindas, Paulo Freire

Judul: Pendidikan Kaum Tertindas
Penulis: Paulo Freire
Penerbit: LP3ES, 2008
Tebal: xxxvii + 221 hlm
Taksiran harga: Rp40.000

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Kaum tertindas selama ini meyakini mitos yang dihembuskan oleh kaum Penindas. Karena itu, bagi Freire, pendidikan kaum tertindas harus mengajarkan inti pembebasan kesadaran atau dialogika—memancing mereka untuk berdialog, membebaskan mereka mengucapkan sendiri perkataannya, mendorong mereka untuk menamai dan dengan demikian mengubah dunia.

Dengan porsi besar filsafat manusia, tak ayal lagi buku ini merupakan sebuah refleksi secara mendalam mengenai jalan pembebasan manusia. Sebuah buku bagi siapa saja yang ingin menyandari bahwa penjajahan saat kini adalah penjajahan kesadaran.

Biografi penulis:

Paulo Freire lahir di Recife, Brasil, pada 1921. Ia meraih gelar Doktor bidang Sejarah dan Filsafat Pendidikan dari Universitas Recife (1959). Model pendidikannya dianggap sebagai ancaman oleh pemerintah Brasil waktu itu, sehingga dia dipenjara pada 1964. Dia pernah bekerja untuk UNESCO, Universitas Harvard, dan Dewan Gereja Dunia. Di samping berbagai artikel, dia menulis beberapa buku, antara lain Educacao como Pratica da Liberdade (Pendidikan sebagai Praktek Pembebasan, Gramedia, 1984), Cultural Action for Freedom (Penguin, 1970) serta yang paling lengkap Pedagogy of Oppressed (Pendidikan Kaum Tertindas).

ISI BUKU:
Pendahuluan
Bab I
Pembenaran bagian suatu pendidikan kaum tertindas: pertentangan antarkaum penindas: kontradiksi antara kaum penindas dan kaum tertindas, dan bagaimana mengakhirinya; penindasan dan kaum penindas, penindasan dan kaum tertindas; pembebasan: sebagai suatu proses saling tunjang.

Bab 2
Konsep pendidikan “gaya bank” sebagai alat penindasan; konsep pendidikan hadap-masalah sebagai alat pembebasan; kontradiksi guru-murid dari konsep “gaya bank” dituntaskan oleh konsep hadap-masalah; pendidikan sebagai proses saling menunjang dengan dunia sebagai perantara; manusia sebagai makhluk yang sadar-tidak sempurna, serta upayanya untuk menjadi lebih manusiawi.

Bab 3
Dialogika: inti sari pendidikan sebagai praktik kebebasan; dialogika dan dialog; dialog dan pencarian isi program; hubungan manusia-dunia, “tema-tema generatif”, dan isi program pendidikan sebagai praktik kebebasan; penelitian “tema-tema generatif” dan metodenya; kebangkitan kesadaran kritis melalui penelitian “tema-tema generatif”.

Bab 4
Antidialogika dan dialogika sebagai matriks dan teori tindakan kebudayaan yang berlawanan; yang pertama sebagai alat penindasan dan yang kedua sebagai alat pembebasan; teori tindakan antidialogis dan watak-wataknya penaklukan, pecah lalu perintah, manipulasi dan serangan budaya; teori tindakan dialogis dan watak-wataknya; kerja sama, persatuan, organisasi dan sintesa kebudayaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Laporan Keuangan, Kasmir, SE., M.M

Ekonomi Moneter, Dr. Lestari Ambarini, SE,MM.

Pengantar Sejarah Sastra Indonesia, Yudiono KS