Sakitnya Melahirkan Demokrasi, Sindhunata

Judul : Sakitnya Melahirkan Demokrasi
Pengarang : Sindhunata
Penerbit: Kanisius (Anggota IKAPI)
Tebal: 402
Kontak: 08179408659/Pin BB: 25A7BCBD (untuk detail dan edisi terbaru)

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Menuju demokrasi adalah trend sejarah pada millennium ketiga. Bangsa-bangsa Asia, termasuk kita bangsa Indonesia pun, mau tak mau harus menuju ke sana. Kalau tidak, kita akan menjadi ‘bangsa yang primitif’, terkucil dari pergaulan bangsa-bangsa. Tapi membangun demokrasi bukanlah hal mudah Sebab lebih daripada sekadar forma suatu negara, demokrasi adalah sikap hidup orang perorangan dalam masyarakat. Maka, membangun demokrasi bukan pertama-tama berarti bagaimana membangun sistem demokrasi, melainkan membentuk sikap hidup demokrasi. Yang terakhir ini sungguh memerlukan waktu yang lama dan usaha yang luar biasa.

Sejak pecahnya reformasi, demokrasi sedang datang menyingsing di Indonesia. Sebagaimana diderita oleh ibu yang mau melahirkan anaknya, proses kelahiran demokrasi Indonesia pun dibarengi dengan kesakitan, ketegangan dan kecemasan.

Maklum, demokrasi adalah “anak yang mahal”. Pantas dikandung dan dilahirkan dengan penuh kesakitan. Buku Sakitnya Melahirkan Demokrasi ini menuturkan dan menganalisa proses kelahiran “anak mahal tersebut”.

Biodata Penulis
Dr. Sindhunata, lahir 12 Mei 1952, di kota Batu, Malang, Jaawa Timur, adalah Pemimpin Redaksi majalah Basis, Yogyakarta. Karier jurnalisnya dimulai dengan bekerja sebagai wartawan majalah Teruna, terbitan PN Balai Pustaka, Jakarta, 1974-1977. Kemudian, ia menjadi wartawan harian Kompas, Jakarta. Sampai kini ia tetap aktif menjalankan tugas jurnalistiknya untuk harian tersebut,d engan featuresnya tentang kemanusiaan. ”Catatan Sepak Bola Sindhunata”, yang menghiasi lembaran pertama harian Kompas, juga populer dan selalu ditunggu pembacanya. Seniornya, Jakob Oetama pernah berkata, tulisan-tulisan Sindhunata berhasil mengangkat kejadian dan persoalan hidup ke panggung reportase “dalam sosoknya yang nyata, hidup, berdenyut, berdesak, berkeringat, berairmata, bersenyum, berpengharapan” (Cikar Bobrok, 1998). Ia tamat dari Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta, tahun 1980. Ia melanjutkan studi doctoral filsafat di Hochschule für Philosophie, Philosophische Fäkultat SJ, München, Jerman, 1986-1992. Sudah banyak buku yang lahir dari tangannya. Karyanya yang telah menjadi klasik adalah Anak Bajang Menggiring Angin. Di samping menulis buku, ia menjadi editor beberapa buku ilmiah.

Isi Buku

Bab I Kekuatan yang Terpendam
Dibawah Bayang-Bayang Kekuasaan Lelaki
Aji Candrabirawa Megawati
Mahasiswa Mendobrak Pintu Krisis
Ganti Pemerintahan: Sekarang atau Tidak Sama Sekali
Demokrasi Memanusiakan Manusia

Bab II Melawan Budaya Kekerasan
Suara dari Tanah Abang
ABRI dan Penghalang Demokrasi
Menjadi Bangsa Linglung

Bab III Ekonomi yang Memihak
Masalah Moral Kemakmuran
Dualisme Ekonomi dan Budaya
Paradigma Sumber Daya Manusia sebagai Kritik Kultural
Kontradiksi Politik dalam Penguasaan Modal
Tony Blair, Kwik Kian Gie, Mubyarto

Bab IV Pergulatan Paradigma
Pertempuran Dua Paradigma
Kabut-Kabut Ketidakjelasan
Bingung oleh Kebebasan
Krisis Kertas dan Kebudayaan
Malangnya Orang Madura Teganya Orang Jawa
Kisah dari Nabawi

Penutup : Semar Membangun Khayangan

Daftar Sumber
Daftar Karya Sindhunata
Indeks

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Laporan Keuangan, Kasmir, SE., M.M

Ekonomi Moneter, Dr. Lestari Ambarini, SE,MM.

Pengantar Sejarah Sastra Indonesia, Yudiono KS