Hoakiau di Indonesia, Pramoedya Ananta Toer

Judul: Hoakiau di Indonesia
Pengarang: Pramoedya Ananta Toer
Penerbit: Penerbit Garba Budaya, 1998
Tebal: 284 hlm
Taksiran harga: Rp36.000
Kontak: 08179408659/Pin BB: 25A7BCBD (untuk detail dan edisi terbaru)

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

"Masa yang paling berat bagi Pramoedya ialah tahun-tahun 60-a. Dia menjadi yakin bahwa masyarakat Indonesia menderita karena korupsi maupun karena penghisapan rakyat miskin oleh penguasa yang kaya. Ketika pada 1959, atas inisiatif komanan-komandan militer kanan, terjadi pengusiran yang bersifat rasis kepada para pedagang kecil keturunan Tionghoa di pedesaan Indonesia, ia menulis sebuah buku membela mereka. Namun, tidak hanya buku tersebut dilarang – Pramoedya pada 1980 ditangkap oleh penguasa militer tanpa pemeriksaan serta dipenjarakan hampir satu tahun lamanya di bawah kondisi yang kejam." (CJG Holtzappel, “Laudatio Untuk Pramoedya Ananta Toer")
"Ketika Pramoedya ke luar negeri, ia mendapat kabar bahwa buku Hoakiau di Indonesia dilarang beredar. Hanya sesaat saat ia pulang ke tanah airnya, ia ditangkap serta dimintai penjelasan terkait buku tersebut oleh pihak Komando Tertinggi Peperangan, serta dipenjarakan di penjara militer Jakarta tanpa surat penangkapan. Pada saat itu, pihak berkuasa mendakwanya sebagai “Orang yang menjual Indonesia pada Tiongkok dengan buku”. Dua bulan setelahnya Pramoedya diperangkap, ia dituduh mencoba melarikan diri serta dipindah ke penjara Cipinang" (Koh Young Hoon." (Pemikiran Pramoedya Ananta Toer Dalam Novel-Novel Mutakhirnya)

"Pada 1960, bulannya saya lupa, dalam sebuah rapat rutin pengurusan harian Baperki. Thio Thiam Tjong memberitahukan, penulis Pramoedya Ananta Toer ditahan karena buku karangannya yang berjudul Hoakiau di Indonesia. Kata-kata Thio Thiam Tjong seolah adalah teguran bagi kami:  “Masalah Hoakiau telah mengakibatkan penulisnya, Pramoedya Ananta Toer ditahan. Apa kita akan diam saja? Apa kita akan pura-pura tak tahu? Kita ini seharusnya kan masih memiliki nurani. Mayoritas rapat menyatakan simpati serta mengutus saya untuk menghubungi keluarga Pramoedya. Tugas saya memeriksa keadaan keluarganya. Saya sendiri belum kenal Pramoedya secara pribadi sebelumnya, meskipun saya telah melihat bukunya yang menyebabkannya ditangkap." (Oei Tjoe Tat, Memoar Oei Tjo Tat, Pembanu Presiden Soekarno)


Isi Buku

Pengantar Penerbit
Perkenalan
Pengantar
Surat Pertama : Perikemanusiaan yang Limited dan yang Universal
Surat Kedua : Tentang Kesalahan yang Dicari-cari
Surat Ketiga: Pengusiran Tionghoa dan Kenyataannya
Surat Keempat: Kedudukan Sosial Hoakiau Diperoleh dari Perkembangan Sosial Historis yang Panjang
Surat Kelima: Hoakiau Bisa Jadi Sahabat Perjuangan
Surat Keenam: Sumbangan Hoakiau pada Kemajuan Indonesia
Surat Ketujuh: Kependudukan Hoakiau di Indonesia
Surat Kedelapan: Kedudukan Ekonomi Hoakiau Perimbangan Kedudukan dan Produksi Hoakiau
Surat Kesembilan: Beberapa Kesimpulan

Pramoedya Ananta Toer

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Laporan Keuangan, Kasmir, SE., M.M

Ekonomi Moneter, Dr. Lestari Ambarini, SE,MM.

Pengantar Sejarah Sastra Indonesia, Yudiono KS